93% Tamatan SMP Terbuka Tak Lanjutkan Pendidikan

ekitar 93% tamatan SMP Terbuka tidak dapat melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena alasan kemiskinan, keterbatasan ekonomi dan tidak memiliki akses memadai terhadap informasi.

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Depdiknas Suyanto di sela-sela lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) di Jakarta, Selasa, mengatakan, akibat kemiskinannya, selepas lulus SMP Terbuka, anak-anak cenderung terjun ke dunia kerja atau ke lingkungan masyarakat untuk mencari nafkah sendiri.

"Bahkan bekerja membantu orangtuanya sebagaimana pernah mereka alami sejak masih kanak-kanak. Mereka hanya berfikir bagaimana bisa melangsungkan kehidupannya, jadi nggak mikir untuk melanjutkan pendidikan," kata Suyanto.

Upaya peningkatan mutu hasil pendidikan terus dilakukan. Salah satunya tamatan SMPT memiliki kompetensi sesuai dengan harapan kurikulum. Sehingga siswa SMPT dibekali keterampilan ini agar mereka dapat mandiri setelah lulus SMPT, katanya.

Karena itu, sejak tahun 2001 pemerintah telah merintis penyelenggaraan program pendidikan ketrampilan pra-vokasional bagi siswa SMP Terbuka.

Program ini direncanakan dapat dilaksanakan pada semua SMP Terbuka secara bertahap. Jenis pendidikan ketrampilan pra-vokasional yang dipilih dan cara melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah.

Pemberian kewenangan ini lanjut Suyanto, sejalan dengan kebijakan Manajemen Peningkatan mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang telah dirintis pelaksanaannya oleh Direktorat Pendidikan Pembinaan SMP sejak l999/2000 dengan tujuan memandirikan sekolah. Kepada SMP Terbuka yang melaksanakan program pendidikan ketrampilan ini, Depdiknas memberikan bantuan dana `block grant` secara langsung.

Sampai saat ini sebanyak 3.081 tempat kegiatan belajar (TKB) yang berada di 1.881 SMP Terbuka sudah melaksanakan program pendidikan ketrampilan tersebut. Untuk 2006 direncanakan menambah 1.000 TKB yang akan menerima bantuan, katanya.

Pemberian pendidikan ketrampilan pada siswa SMP Terbuka ini setidaknya menyelesaikan dua masalah sekaligus. Yakni mempercepat penuntasan program wajib belajar 9 tahun, dan juga meningkatkan mutu hasil pendidikan. Dengan demikian setiap tamatan pendidikan dasar bisa memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan oleh kurikulum.

Lomojari bidang ketrampilan diikuti 38 SMP Terbuka dari 12 propinsi dan Lomojari akademik akan diikuti 33 regu. Beraneka macam keterampilan dan kerajinan mereka demontrasikan diantaranya pembuatan batik, bola sepak, asesoris rumah tangga, sepatu-sendal, menjahit pakaian, ukir kayu, kerampilan rotan, tata boga dan lainnya.

Terkait dengan hasil produksi siswa-siswi SMP Terbuka, Suyanto mengatakan masalah yang ada saat ini bagaimana mengembangkan dan memasarkan produk-produk kerajinan atau keterampilan siswa SMPT itu. Keterampilan di SMPT itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau pasar di luar wilayahnya.

"Problem saat ini bagaimana mereka dapat dibina oleh bapak angkat. Mestinya Pemda dan Kanwil Pendidikan setempat dapat membantu mereka untuk mencarikan bapak angkat atau menyalurkan potensi anak-anak ini ke perusahaan-perusahaan setempat," katanya.

Dikatakannya pelaksanaan wajib belajar 9 tahun yang dimulai tahun 1993/1994 direncanakan akan dapat tuntas 95% APK (Angka Partisipasi Kasar) pada tahun ajaran 2008/2009. Target siswa yang perlu ditampung SMP/MTs tahun 2007 sebanyak 1,039 juta siswa, tahun 2008 sebanyak 615 ribu siswa, tahun 2009 sebanyak 185 ribu orang.

Untuk jumlah siswa SMP/MTs yang perlu ditampung mulai tahun 2003 hingga 2009 sebesar 10.600.309 anak usia 13-15 tahun. Dari jumlah itu terdapat kelompok anak yang diperkirakan 258.000 anak memiliki kendala sosial-ekonomi, hambatan transportasi, geografis, atau kendala karena harus membantu orang tua bekerja untuk mencari nafkah.

"Sehingga kelompok ini tidak mungkin dapat mengikuti pendidikan pada SMP/MTs reguler, meskipun tempatnya tersedia di dekat tempat tinggal mereka. Bagi sekitar 258.000 anak yang tersebar di Indonesia, pemerintah menyediakan pelayanan pendidikan alternatif sesuai dengan kondisi anak-anak tersebut lewat SMP Terbuka," katanya.

Lomojari bidang keterampilan ke IV ini diikuti oleh 38 SMPT dari 12 provinsi yang berlangsung 8-10 Agustus 2006 di Plaza Depkdiknas Jakarta.

Sedangkan Lomojari bidang akademik tingkat nasional ke 11 diselenggarakan mulai 14-16 Agustus 2006 yang diikuti 33 regu pemenang Lomojari Akademik tingkat provinsi.

Babak penyisihan dan semifinal diselenggarakan di Wisma PKBI, Jl Hang Jebat III, Kebayoran Baru. Sedangkan final diselenggarakan di Auditorium TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

sumber :http://www.kapanlagi.com/h/0000128584_print.html

Tidak ada komentar: